Jakarta (berita-alquran.com) - Di acara Kuliah Umum Dr Zakir Naik Sabtu malam (9/4), 19 orang non Muslim menyatakan masuk Islam. 16 Orang non Muslim menyatakan syahadat saat acara berlangsung, sedangkan 3 orang menyatakan Islam di luar acara.
Acara dai internasional di Bekasi ini memang monumental. Sekitar 50 ribu
orang hadir memenuhi Stadion Patriot Candrabhaga Kota Bekasi. Di luar
stadion, halaman juga penuh sesak dengan masyarakat yang duduk merapat
menyaksikan layar studio yang disediakan panitia.
Sebelum Zakir Naik berbicara, sekitar jam 19.00 anaknya Fariq Naik lebih
dulu naik panggung. Fariq menjelaskan panjang lebar tentang
kesalahpahaman tentang Islam. Laki-laki yang mengikuti jejak ayahnya
sebagai dai ini menjelaskan di antaranya tentang konsep jihad, poligami,
dan wanita dalam pandangan Islam.
“Mereka yang belajar Bahasa Arab dengan sungguh-sungguh, hingga bisa itu adalah jihad,”terangnya dalam Bahasa Inggris dengan penuh semangat.
Menurut Fariq, jihad mempunyai makna yang luas. “Mereka yang belajar
Bahasa Arab dengan sungguh-sungguh, hingga bisa itu adalah
jihad,”terangnya dalam Bahasa Inggris dengan penuh semangat. Ia juga
menjelaskan bahwa jihad adalah upaya mewujudkan perdamaian Islam dan
membela hak-hak mereka yang dizalimi.
Setelah Fariq berpidato, pembaca acara Sahrul Gunawan memanggil Walikota
Bekasi Rahmat Effendi. Begitu nama Rahmat dipanggil, ribuan peserta
yang menyesaki tribun mengucapkan huu huuuu. Ruoa-rupanya para peserta
itu masih trauma dengan pembelaan walikota itu terhadap Gereja Santa
Clara di Bekasi. Rahmat tak kuasa menahan emosi mendengar teriakan
peserta itu. Di atas panggung ia menyatakan bahwa silakan masyarakat
berteriak, tetapi ia menyatakan gembira dengan acara Zakir Naik di
Bekasi itu.
Sekitar pukul 20.30, Dr Zakir Naik memasuki halaman stadion. Ribuan
peserta berdiri dan bertepuk tangan melihat dai dan ulama besar ini
menaiki panggung. Di atas panggung Zakir bercerita panjang lebar tantang
Al Quran dan Bibel dalam Bahasa Inggris.
Banyak peserta nampak gelisah. Bukan karena hawa hangat yang menyesaki
peserta, tapi karena tidak ada penerjemah di atas panggung. “Gimana ini
kok nggak ada penerjemah,” kata Pak Joko warga Cimanggis Depok. Beberapa
orang terlihat memakai headset dan memegang handphone-nya bersikap
lebih tenang.
Rupa-rupanya panitia acara sebelumnya telah mengumumkan bahwa peserta
acara diharap membawa headset dan handphone. Karena terjemahan bisa
didengar dari sebuah gelombang radio. Sayangnya pengumuman panitia ini
tidak menjangkau semua peserta, sehingga ribuan orang malam itu hanya
mendengar ceramah Zakir Naik sambil menebak-nebak artinya dalam Bahasa
Inggris.
Terjemahan langsung dari panggung pidato Zakir Naik hanya dilakukan
ketika acara penutup tanya jawab. Sehingga acara penutup ini mendapat
sambutan hangat dari pengunjung.
Penanya pertama seorang gadis yang beragama Konghuchu. Ia mengaku terus
terang kepada Zakir Naik bahwa ia sudah tidak percaya kepada agama
Konghuchu yang menyembah Dewa. “Apakah kamu meyakini satu Tuhan,”tanya
Zakir. “Iya,” jawab gadis berkacamata itu. Gadis itu menyatakan telah
mempelajari sedikit tentang Islam dan ingin mempelajari lebih lanjut
tentang Nabi Muhammad.
“Adakah dari kalian wahai brothers and sisters yang ingin bersyahadat?” tanya Zakir ketika waktu sudah menunjukkan pukul 01:20 dini hari. Kemudian ada 7 laki-laki non Muslim yang mengangkat tangan. Saat ditanya satu persatu siapakah nama mereka, semua menjawab dengan terus terang dan jelas. Mereka ingin dituntun mengucapkan syahadat untuk masuk Islam.
Menurut Hanny Kristianto, panitia acara, jumlah yang bersyahadat di
acara itu 19 orang. “Mereka adalah dr. Adi Wijayanto, Widya Hertati,
Diana, Femi, Adelia, Randy, Agnes, Imelda, Andy, Welly, Reynaldi, Mafes,
Daniel, Ario, Eka, Vera, Reza, Dewa Putu, Dian. Insya Allah mereka akan
dituntun dan dibina oleh Mualaf Center Darussalam Masjid Darussalam
Kota Wisata,“terangnya.
Mereka masuk Islam dengan kesadaran dan sukarela. Bukan dengan rekayasa
dan bayaran sebagaimana dituduhkan tokoh liberal Ade Armando. (red/Nuim)