SEKITAR tujuh tahun lalu, sebelum Steven Byers memutuskan memeluk
Islam, ia merasa agama yang ia yakini selama ini tidak mampu menunjukkan
arah hidupnya. Byers dibesarkan sebagai seorang Kristen. Namun, ia
justru merasa ditinggalkan agamanya saat ia sedang mengalami masa-masa
buruk.
Byers adalah seorang mahasiswa biologi tahun ke empat asal Kanada.
Sebagai mahasiswa, Byers mempelajari semua hal, tidak terbatas hanya
pada pelajaran, seperti fisika dan biologi. Byers juga belajar tentang
Islam, agama yang ia anut sejak 2012.
Ia pun bertanya-tanya, mengapa Tuhan melakukan itu semua padanya, dan
di saat bersamaan keluarga atau temannya juga seakan lepas tangan.
Rasanya peristiwa yang terjadi tidak masuk akal. Ia pun merasa, suatu
saat, pernah merasa sangat marah dan putus asa. “Sepertinya sekali itu
saya benar-benar marah,” ujarnya.
Setelah menjadi seorang Muslim ia merasa lebih tenang dan sadar
sepenuhnya akan tujuan hidup. Perkenalannya dengan Islam terjadi karena
dorongan sejumlah teman. Tepatnya pada musim semi 2012.
Usai pencariannya, ia berkesimpulan Islam adalah suatu sistem
kepercayaan yang secara sempurna sesuai dengan pemikiran logisnya. Byers
mengucap dua kalimat syahadat pada musim panas.
Keputusan itu ia ambil dengan bersungguh-sungguh dan jujur sepenuhnya
terhadap diri sendiri. “Saat itulah saya menjadi Muslim,” kata Byers.
Mulai menjalankan kewajiban
Setelah menjadi Muslim, perlahan tapi pasti, banyak pengalaman yang dilalui Byers, termasuk puasa pada Ramadhan.
Puasa pertamanya pada 2012 mengajarkan agar berdisiplin dan rasa saling bersolidaritas dengan kalangan tak mampu.
“Seperti apa rasanya orang miskin yang bahkan makan saja tidak mampu,” ungkap Byers seperti dilansir onislam.net.
Ia mengakui masih membutuhkan adaptasi guna memperkuat fondasi
keimannya. Itu dilakukannya sebagai wujud komitmen dirinya ketika
menjadi Muslim.
Ia menyadari landasan lama-kelamaan melekat dalam karakternya. Banyak
perubahan yang dialaminya, salah satunya bagaimana ia memahami dirinya
sendiri.
“Islam dilahirkan dengan menyesuaikan kebutuhan manusia. Dalam bahasa Arab itu disebut dengan fitrah,” kata Steven Byers.
Temukan hal baru
Sebagai seorang mualaf, Byers menemukan banyak hal baru dalam Islam
yang menarik. Hal itu juga mendorongnya untuk terus mempelajari agama
samawi ini. Byers juga mempunyai keinginan pergi ke Makkah menunaikan
ibadah haji.
Sejauh ini, ia mengaku nyaman dan cukup mudah menyesuaikan diri. Hal
itu terjadi karena ia telah merasakan nilai-nilai dasar perdamaian,
amal, dan niat baik yang sudah menjadi bagian dari karakternya.
Byers menambahkan penting untuk orang-orang mempelajari tentang
Islam. Ini penting karena banyak orang yang salah persepsi dan
menganggap Islam sebagai agama teror.
Dia mengatakan, jika saja orang-orang menyatukan tujuan Islam dalam
hidup mereka, seperti dirinya, mereka akan menemukan kedamaian yang
mungkin selama ini mereka cari. [onislam]
Pelajari Biologi, Dapat Hidaya Ahirnya Mahasiswa Kanada Ini Masuk Islam
09.24